Dear my lovely bertie botts every flavours bean
Masih tak bolehkah saya mengirimkan pesan
singkat Tuan “saya rindu Tuan” kemudian berpura-pura tidak tahu apa-apa?
Bukankah manis mengenang permainan “Kamu lagi apa?” maaf kan saya ya Tuan.
Suratku ini yang ketiga. Tak penting
memang. Bahkan mungkin tak kamu pedulikan. Biar. Bukankah hanya hati
yang lemah yang mudah lelah dan menyerah? Tidak serapuh itu hatiku. Pun
hatimu. Kuyakin.
Kemarin saya melihat senja yang manis di menara eiffle dan akhirnya impian saya itu tercapai sudah untuk melihat senja dari atas menara eiffle, sungguh indah Tuan. Saya jadi ingin punya rumah yang menghadap senja. Atau pagi ya? Ah, saya bingung. Bolehlah membelakangi keduanya, asal bersamamu. Berlebihankah saya? Tidak. Saya hanya melakukan yang saya bisa. Untuk memberitahumu. Untuk mengatakan yang tak pernah kuasa kunyatakan. Di depanmu. Di hadapanmu.
Kemarin saya melihat senja yang manis di menara eiffle dan akhirnya impian saya itu tercapai sudah untuk melihat senja dari atas menara eiffle, sungguh indah Tuan. Saya jadi ingin punya rumah yang menghadap senja. Atau pagi ya? Ah, saya bingung. Bolehlah membelakangi keduanya, asal bersamamu. Berlebihankah saya? Tidak. Saya hanya melakukan yang saya bisa. Untuk memberitahumu. Untuk mengatakan yang tak pernah kuasa kunyatakan. Di depanmu. Di hadapanmu.
Bagaimana lelahmu hari ini? Apakah boleh
kutawarkan pelukan? Ah, ya. saya bukan malaikat penjagamu. Sudahkah kamu
bernyanyi? Biar kulihat juga tawamu. Walaupun dari jauh.
Kemarin saya membaca tulisan adikmu si little gumiho itu tentang anda Tuan, entah kenapa rasanya begitu menyakitkan. itu seperti mimpi buruk bagi saya, saya tahu tidak mungkin ada cinta di antara kalian tapi entah kenapa rasanya tersayat-sayat melihat lukisan dan membaca tulisan itu. Saya tahu Tuan tidak seharusnya saya masih menyimpan rasa ini untuk anda Tuan. maafkan saya Tuan.
Entah dengan daya apa, dahulu saya bisa
jatuh cinta selama 6 bulan hingga saat ini kepada orang yang bahkan tidak saya
ketahui perasaannya saat ini yang mungkin masih begitu membenci saya. Kemudian dia berlalu, tanpa ungkapan, tanpa
pengakuan. Berulang kali pun saya terjebak cinta sendirian. Lalu Tuan
datang. Saya kira Anda berbeda, Tuan. Anda menawarkan hal yang belum
pernah saya temukan sebelumnya, yaitu perasaan “begini ya rasanya saling
mencintai”. Namun, saya salah besar. Saya memang salah besar terhadap anda Tuan, tapi saya sudah berusaha untuk menjadi diri sendiri tetapi tetap saja anda tidak mungkin lagi memilih saya Tuan. Kata cinta dan kesetian yang telah Tuan torehkan dulu kini semua telah menjadi debu dalam angan.Tuan tahu ? hari-hari saya telah saya habiskan dengan rasa berdosa dan penyesalan, setiap denyut jantung saya hanya ada permohonan ampun kepada Tuhan. dan saya yakin Tuhan pun mengampuni saya.
Tuhan sudah berbaik hati menciptakan saya sebagai seorang wanita yang
hatinya lembut dan penuh kasih sayang. Tetapi Anda pergi disaat posisi saya sedang tersudut atas kehilapan saya dan saya mengerti kekecewaan anda. Saya tahu mungkin sudah terlambat bagi saya untuk menjelaskan lagi dan biarlah hanya Tuhan yang mengrti keadaan saya Tuan. Maafkan saya.
Kini Anda telah menjawab waktu saya yang
terbuang, Tuan. Waktu yang terbuang karena terlalu muluk memikirkan
urusan perasaan. Memikirkan Tuan, bahkan sekalipun tidak pernah saya
dipikirkan oleh Tuan. Kini saya tahu. Saya
tidak cantik seperti gadis yang Tuan kejar. Saya tidak seceria gadis
yang Tuan impikan. Karenanya saya sadar. Saya belum menjadi manusia yang
layak mendapatkan hati siapapun. Dan kini, waktu Anda kepada saya telah
habis, Tuan.
Sekarang hati saya telah tertutup rapat.
Kuncinya saya titipkan kepada Tuhan. Tuhan saya baik. Dia menyayangi
saya. Dia berjanji akan memberikan yang terbaik untuk saya. Jadi saya
percaya, biarlah Tuhan nanti yang akan membukanya ketika tiba waktu
saya.
Jangan lupa ucapkan “Selamat malam, bidadariku” kepada yang ada di hatimu. Lirih saja. Dan kuharap itu aku.hee
biar Tuhan yang membuka saat sudah masa saya… |
Paris, 28 April 2013
12:19 Ct